Madridista

MY ARTIKEL

Sabtu, 04 Mei 2013

Menggugat HARDIKNAS


Sedikit berlebihan, apabila saat ini kita masih memperingati hari lahir Ki Hadjar Dewantara sebagai Hari Pendidikan Nasional.
Sama sekali bukan tidak menghormati Beliau, Ki Hadjar Dewantara. Hanya saja apa sebenarnya yang mau diperingati secara nasional disini?
Kegagalan Ujian Negara?  Kebingungan para murid yang disikapi dengan mendoakan alat perkakas untuk seperti pensil untuk ujiankah? Atau kebingungan para guru saat akan mengikuti ujian profesi?
Atau kenyataan bahwa masih banyak anak yang mendapatkan mata pelajaran di gubuk yang reot, yang bahkan tidak mampu untuk membeli buku kurikulum yang selalu berubah rubah? Mereka yang harus melewati jembatan tali diatas derasnya anak sungai untuk menuju sekolah. Itukah yang harus diperingati?
Barangkali, ketidak merataan pendidikan di daerah tertinggal yang mungkin sedang ingin diperingati. Atau para anak jalanan yang masih banyak yang putus sekolah. Sebetulnya ketidak merataan pendidikan ini sedikit menimbulkan pertanyaan. Kenapa banyak guru muda yang enggan mengemban misi mengabdi untuk pendidikan disana?
Hanya sering dengar masalah guru swasta yang berpindah ke negeri, tetapi jarang dengar ada penempatan seperti halnya para dokter muda yang “harus rela” bahkan sampai ke pelosok negeri. Kenapa jarang ada?  Atau lebih tepatnya, kenapa tidak diwajibkan?
Atau, para sarjana yang lulus dengan bangganya melempar toga ke angkasa setelah sibuk berdemo selama masa belajarnya dan pada akhirnya bingung harus melamar pekerjaan kemana? Karena pada kenyataannya, terlalu banyak teori yang menghujam di para sarjana ini pada akhirnya pun sulit untuk membuat mereka menjadi manusia yang mandiri.
Kalau mau mengenang jasa Ki Hadjar Dewantara, secara pribadi penulis sangat setuju.  Mari kita kenang jasa Beliau dan para guru yang telah mendidik kita sampai ke titik ini dan kemudian. Tetapi Hari Pendidikan Nasional? Sebuah perayaan yang tak perlu, saat masih banyak kekurangan yang harus dipacu di sisi pendidikan di Indonesia.

Sabtu, 22 Desember 2012


Membangun Paradigma ; Upaya Menemukan Identitas Kemahasiswaan Sebagai Basis Transformasi Sosial


SEKAPUR SIRIH

KAMI MAHASISWA INDONESIA BERSUMPAH,
BERTANAH AIR SATU TANAH AIR TANPA PENINDASAN
 KAMI MAHASISWA INDONESIA BERSUMPAH,
BERBANGSA SATU BANGSA CINTA KEADILAN
KAMI MAHASISWA INDONESIA BERSUMPAH,
BERBAHASA SATU BAHASA TANPA KEBOHONGAN

Penggalan bait diatas merupakan sumpah mahasiswa Indonesia yang seharusnya dapat kita jadikan spirit perjuangan dalam gerak langkah ideal mahasiswa. Tetapi sayang mahasiswa nampaknya sudah merasa nyaman dengan pengecilan peran mahasiswa dalam segi pemikiran, akademisi bahkan berujung pada kerdilnya gerakan mahasiswa. Sudah seharusnya kita kembali menghayati peran pendahulu mahasiswa 13 tahun silam, dengan menggadangkan semangat REFORMASI mereka mampu membuat perubahan untuk negeri ini, dan kita harus sadari untuk menyempurnakan itu pergerakan harus selalu dibangun dengan kesatuan mahasiswa. Dan saya melihat factor penghambat pergerakan mahasiswa saat ini lahir dari maha siswa itu sendiri, sudah selayaknya mahasiswa mampu mem-filter kondisi lingkungan untuk menjadi nyaman dan sesuai dengan norma yang ada. Karna Hari ini Narkoba dan gaya hidup yang berlebihan nampaknya menjadi penting dibandingkan dengan prestasi akademik. Selanjutnya sekalipun ada prestasi akademik oleh mahasiswa rata-rata perpatokan pada system nilai apalagi jika bukan Indeks Prestasi Akademik, padahal IPK merupakan system nilai yang tanpa kita sepakati dan dapat diperolah dengan mengikuti kuliah minimal 75% dalam kelas. System ini sangat mengecilkan mahasiswa, seakan- akan mahasiswa tak beda dengan siswa yang harus mendengarkan. Apalagi dizaman sekarang mahasiswa mengalami degradasi dari beberapa hal termasuk paradigma, kebanyakan hanya suka dengan aktifitas hedonis yang sama sekali jauh dari fungsi dan tanggung jawabnya sebagai pelopor kesadaran rakyat, malahan tindakan amoral banyak dilakukan oleh kelompok yang mengatasnamakan dirinya terdidik (mahasiswa). Menurutku ini semua terjadi karena kesadaran itu yang tidak ada, kesadaran akan sesuatu yang substantif, pergeseran paradigma ini membuat citra mahasiswa buram dimata masyarakat dan menjauhkan kita dari realitas sosial yang timpang, dalam makalah ini saya akan mencoba memberikan solusi bagaimana mengembalikan dan mendekonstruksi paradigma mahasiswa untuk mampu kembali ke jalan yang benar dan menjadi pelopor kesadaran rakyat. 
MAHASISWA DAN KAMPUS
Sungguh menarik memang jika kita kembali membincangkan persoalan kampus dan dinamikannya yang sungguh dinamis, kampus merupakan tempat pengembangan diri yang memberikan perubahan pikiran, sikap, dan pencerahan, tempat mahasiswa lahir menjadi kaum pemikir bebas yang tercerah.
Dengan sifat keintelektualnya, mahasiswa lahir dan tumbuh menjadi entitas(model) yang memiliki paradigma ilmiah dalam memandang persoalan kebangsaan dan kemasyarakatan. Ciri dan gaya mahasiswa terletak pada ide atau gagasan yang luhur dalam menawarkan solusi atas persoalan-persoalan yang ada. Pijakan ini menjadi sangat relevan dengan nuansa kampus yang mengutamakan ilmu dalam memahami substansi dan pokok persoalan apapun.
Berbicara tentang mahasiswa dan aktivitasnya sudah menjadi pokok bahasan dalam berbagai kesempatan pada hampir sepanjang tahun. Berbagai forum diskusi yang diselenggarakan, menghasilkan berbagai ragam tulisan, makalah, maupun buku-buku yang diterbitkan tentang hakikat, peranan, dan kepentingan gerakan mahasiswa dalam pergulatan pemikiran. Kampus merupakan tempat pengembangan diri yang memberikan perubahan pikiran, sikap, persepsi dan pencerahan, tempat lahirnya mahasiswa sebagai seorang yang lain (dalam artian positif). Dengan kata lain, kampus merupakan laboratorium besar tempat melahirkan beragam ide, pemikiran, pengembangan wawasan yang kemudian diwujudkan dalam bentuk peranan sosial individu mahasiswa tersebut dalam kehidupan kemasyarakatan. Menjadi agen bagi perubahan sosial, budaya, paradigma, ekonomi dan politik masyarakat secara luas. Dengan demikian, kepentingan masyarakat menjadi barometer utama bagi keberhasilan suatu perubahan sosial yang dilakukan oleh agen (mahasiswa tersebut). Mahasiswa dituntut tidak hanya berhasil membawa ijazah, tetapi juga diharuskan membawa perubahan dari ilmu dan pengalamannya selama berada dalam laboratorium kampus.
Konsep perlawanan merupakan suatu hal yang lazim bagi mahasiswa. Perlawanan yang dilakukan bisa muncul dalam bentuk yang beragam, tentu saja dalam satu visi yang besar, untuk kepentingan dan pembelaan bagi masyarakat umum. Isu yang ditangkappun terdiri dari beragam persoalan, mulai dari persoalan sosial ekonomi, politik, budaya, etika, agama dan lain sebagainya. Aksi demontrasi, aksi pendampingan, memberikan alternatif pengetahuan dan pola pikir, memberikan penyuluhan, dan beragam cara lagi yang dapat dilakukan oleh agen (seorang mahasiswa), baik sebagai sebuah kelompok sosial maupun sebagai individu yang tergabung dalam kelompok-kelompok sosial lainnya.
Terkadang pemahaman mahasiswa atas teks-teks yang dipelajari dikampus bersifat tekstual. Karenanya perlu ada penyeimbangan pemikiran dalam memahami realitas. Kalangan mahasiswa diminta tidak hanya memahami teks saja tetapi mampu melihat perubahan dunia yang cepat dari teks-teks yang dipelajarinya itu. Karenanya pemahaman teks yang menyebar dalam berbagai literatur menjadi penyelaras dalam kondisi zaman yang sedang berubah.
Paradigma mahasiswa dikampus bertumpu pada penyelarasan ideologis dengan ketajaman analisis terhadap persoalan-persoalan yang terjadi. Kalangan mahasiswa mampu membaca, mengkaji, dan berdiskusi secara logis, kritis, sistematis, dan komperhensif, serta mampu membedah persoalan dari berbagai aspek dan sudut pandang ilmu dan pemikiran yang konstruktif. Hal ini harus menjadi kultur yang melekat. Gerakan mahasiswa dalam konteks kekinian dituntut untuk bisa bergaul dalam dimensi yang lebih luas. Oleh karena itu, gerakan mahasiswa diharapkan mampu memberikan jawaban atas kondisi zaman yang terus berubah. Jika tidak bisa, maka mahasiswa akan ditinggalkan oleh kemajuan zaman ini.
Perlu kita ketahui bersama bahwa efek dari kehadiran kampus ternyata punya peranan yang sangat penting dalam pembangunan paradigma mahasiswa dalam hal memandang dunia atau problem kemanusiaan yang terjadi hari ini. Tak bisa kita pungkiri karena sejarah telah mencatat integritas mahasiswa dalam gerakan perjuangan rakyat untuk merebut cita-citanya walaupun sampai hari ini masih sangat jauh dari yang diinginkan namun ini adalah sumbangsih yang menurutku cukup besar. Eksistensi mahasiswa dalam kehidupan sosial adalah hal yang memang sangat sinkron, dimana mahasiswa sebagai pelopor kesadaran rakyat atau dengan kata lain pelopor pembangunan paradigma rakyat. Namun sebuah pertanyaan besar untuk kita semua, kenapa hingga hari ini paradigma mahasiswa sedikit demi sedikit bergeser dari porosnya? Kampus juga sudah membangun counter budaya terhadap kemajuan pengetahuan mahasiswa khususnya hal-hal yang bertentangan dengan pihak birokrasi dengan mengeluarkan kebijakan yang kontra dengan mahasiswa akhirnya berdampak buat kemajuan pengetahuan.
Kenapa pembangunan paradigma kudekatkan dengan kampus karena kampus adalah sarang berkumpulnya para intelektual muda, dan disanalah mereka dapat mengkonsolidasikan ide juga gerak dalam upaya penemuan identitas kemahasiswaan sebagai basis transformasi sosial. Dizaman sekarang ini mahasiswa melepaskan dirinya dari realitas sosial, menurutku itu tidak terlepas dari desain kampus yang makin birokratis ditambah lagi budaya hedonisme yang ditelorkan kapitalisme untuk menghancurkan generasi revolusioner. Berbagai macam cara dilakukan untuk mematikan embrio gerakan perubahan mahasiswa salah satu diantaranya adalah dengan aturan dan memperketat aktifitas perkuliahan apatah lagi beban tugas yang diberikan dosen, ini sama sekali akan mengahambat dan menjauhkan mahasiswa untuk tidak mengintegrasikan dirinya dibasis massa/rakyat. Dari perubahan itu membuat mahasiswa makin tak beridentitas, maksudnya adalah identitasnya sebagai pelopor perubahan, identitas yang terbangun sekarang adalah identitas kulit kacang dimana status mahasiswa hanya digunakan ketika penobat gelar mahasiswa memiliki kepentingan individu yang menurut berbanding terbalik dengan sesungguhnya mahasiswa. Jadi kalau tidak cepat identitas ini diperbaiki maka yakin dan percaya masa depan bangsa ini akan semakin hancur berantakan.
REVOLUSI PARADIGMATIK ALA HUMANISTIK
Eksistensi dan posisi gerakan mahasiswa dihadapkan pada sebuah realitas dunia global yang tidak bisa dihindarkan. Arus globalisasi telah menyentuh berbagai sendi kehidupan manusia didunia. Cepatnya arus globalisasi menurut William K. Tabb (2003) mampu membentuk rezim perdagangan dan keuangan dunia serta mendefinisikan ulang kesadaran pada tingkat yang paling dekat dan lokal, mempengaruhi bagaimana orang memandang dirinya, ruang gerak anak-anak mereka dan entitas mereka sehingga mengalami perubahan akibat kekuatan globalisasi ini. Apakah gerakan mahasiswa menolaknya secara radikal atau hanya cukup memahaminya atau mempersiapkan diri untuk ikut berkompetensi dan memposisikan diri sejajar dengan mereka secara wajar?.
Gesekan dunia global menjadi trend dalam kondisi saat ini, karenanya seluruh lapisan masyarakat perlu memahami secara benar tentang realitas-realitas dunia yang sedang mengalami pergolakan dalam berbagai unsur kehidupan. Melihat trend (Trend Wacting) yang terjadi dalam pergeseran dunia global adalah kerangka dalam memahami apa yang sedang terjadi hari ini, dan apa yang akan kita lakukan dimasa-masa yang akan datang. Tren yang terjadi hari ini adalah dominasi kekuatan global yang tidak bisa dihindarkan dalam ranah kesadaran manusia.
Berangkat dari situasi diatas diperlukan memang sebuah alat untuk melawannya, apa itu? Kesadaran, dengan kata lain revolusi paradigmatik, itu adalah langkah perjuangan yang mendasar atau pondasi berjuang karenapercuma revolusi jika hanya sementara. Proses itu menjadi sebuah kewajiban untuk sampai pada apa yang disebut cita-cita kemanusiaan
Untuk membangun sebuah budaya yang humanitarian dan egaliter maka paradigma adalah hal yang krusial untuk sesegera mungkin diselesaikan, maksudnya adalah perubahan pola pikir sangat menunjang dinamika dalam kehidupan bermasyarakat. Kondisi mahasiswa hari ini sangat parah, animo belajar dan berorganisasi luntur karena ada konstruksi budaya di kampus yang hilang, apa itu? Budaya itu adalah budaya diskusi atau budaya belajar yang tidak kembangkan, ditambah lagi hegemoni system yang mereduksi tatanan kampus menjadi tatanan yang sangat ekslusif. Pertanyaan yang paling besar adalah kenapa fenomea itu terjadi dengan arus yang sangat deras dan tidak ada upaya membendungnya? 
Langkah-langkah selanjutnya yang paling rasional dalam menghadapi tatanan dunia global, bagi kalangan mahasiswa dikampus adalah membangun kesadaran bersama dengan meningkatkan kompetensi dan skill dalam memposisikan diri supaya sejajar dengan bangsa-bangsa Barat dalam bidang ilmu pengetahuan. Karenanya budaya dan tradisi yang selama ini dilakukan dikampus untuk digeserkan kearah perubahan paradigma memahami budaya dan tradisi yang ada.
Tidaklah kaku jika mahasiswa membangun dialog peradaban (Civilization)dikampus, minimal ada dua paradigma visi dialog pembangunan masyarakat berperadaban. Pertama, Perubahan eksistensi dan identitas diri, yang mampu melahirkan paradigma kehidupan sosial baru dan merdeka, bebas dari penghambaan terhadap unsur-unsur materi, melahirkan kehidupan segar dan integraliistik. Era kehidupan yang syarat dengan nilai kemanusiaan dan bervisi masa depan. Ini merupakan tonggak fundamental pertama, merupakan visi kehidupan ummat manusia kearah pembebasan diri dari kungkungan materi yang menjadi ideologinya. Visi kehidupan ini mengarahkan manusia pada ideologi yang sesungguhnya dan menjadi benteng kekuatan para pewaris peradaban. Ini merupakan asas fundamental bagi terwujudnya masyarakat berperadaban. Proses ideologisasi kedalam tubuh masyarakat secara radikal perlu dilakukan. Kedua, Pola pembangunan struktur pengetahuan masyarakat yang secara bersamaan dilakukan dalam kerangka membangun kesadaran untuk membaca atas realitas yang terjadi.

Senin, 25 Juni 2012

PLC Dasar


PERCOBAAN I
PLC DASAR
1.1  Tujuan Percobaan
a.       Praktikan dapat Mengetahui dan memahami instruksi/fungsi dari bahasa Pemprograman PLC ( Leader Diagram, Function plant, M-nemonic)
b.      Praktikan dapat mengetahui komponen dan struktur dasar PLC
c.       Praktikan dapat mengetahui dan mengoprasikan PLC (OMRON/CPM1A, ZELIO, SP10).
1.2  Teori Dasar
PLC pertama kali diperkenalkan pada tahun 1968 yang dirancang oleh perusahaan general motor (GM). PLC ini dibuat untuk mengurangi beban ongkos perawatan dan penggantian sistem kontrol mesin yang menggunakan relay. Pada saat itu, hasil rancangan telah benar-benar berbasis komponen solid state dan memiliki fleksibilitas tinggi, hanya secara fungsional masih terbatas pada fungsi-fungsi kontrol relay saja. Seiring  perkembangan teknologi solid state, saat ini PLC telah mengalami perkembangan yang luar biasa, baik dari ukuran, kepadatan komponen, serta dari segi fungsionalnya. Bedford Associates mengusulkan MODICON (Modilar Digital Controller) untuk perusahaan yang ada di Amerika. MODICON 084 merupakan PLC pertama yang digunakan pada produksi yang bersifat komersil.
Pada tahun 70-an, teknologi PLC yang dominan adalah mesin sequencer dan CPU yang berbasis bit-slice. Prosesor AMD 2901 dan 2903 cukup populer digunakan dalam MODICON dan PLC A-B. kemampuan komunikasi pada PLC muncul pada awal tahun 1973. Sistem yang pertama adalah Modulbus dari MODICON.
Pada tahun 1980-an dilakukan usaha untuk menstandarisasi komunikasi dengan protokol milik General Motor (MAP). Pada tahun 1990-an dilakukan reduksi protokol baru dan mederenisasi lapisan fisik dari protokol-protokol yang populer pada tahun 1980-an. Standar terakhir yaitu IEC 1131-3, berusaha menggabungkan bahasa pemograman PLC dibawah satu standar.

1.2.1        Pengertian PLC
Berdasarkan namanya konsep PLC adalah sebagai berikut :
1.        Programmable, menunjukkan kemampuan dalam hal memori untuk menyimpan program yang telah dibuat yang dengan mudah diubah-ubah fungsi atau kegunaannya.
2.        Logic, menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara aritmatik dan logic (ALU), yakni melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan, mengalikan, membagi, mengurangi, negasi, AND, OR, dan lain sebagainya.
3.        Controller, menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur proses sehingga menghasilkan output yang diinginkan.
     Menurut Putra Afgianto E, PLC(Programmable Logic Control) adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan relay yang dijumpai pada sistem kontrol proses konvensional. PLC bekerja dengan cara mengamati masukan (melalui sensor-sensor yang terkait), kemudian melakukan proses dan melakukan tindakan sesuai yang dibutuhkan, yang berupa menghidupkan atau mematikan keluarannya (logic, 8 0 atau 1, hidup atau mati). Program yang dibuat umumnya dinamakan diagram tangga atau ladder diagram yang kemudian harus dijalankan oleh PLC yang bersangkutan. Dengan kata lain, PLC menentukan aksi apa yang harus dilakukan pada instrumen keluaran berkaitan dengan status suatu ukuran atau besaran yang diamati.
Menurut Suryono dan Tugino PLC (Programmable Logic Control) dapat dibayangkan seperti sebuah personal komputer konvensional (konfigurasi internal pada PLC mirip sekali dengan konfigurasi internal pada personal komputer). Akan tetapi dalam hal ini PLC dirancang untuk pembuatan panel listrik (untuk arus kuat). Jadi bisa dianggap PLC adalah komputernya panel listrik. Ada juga yang menyebutnya dengan PC (programmable controlle ).
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa PLC adalah sebuah peralatan kontrol otomatis yang menggantikan rangkaian sederetan relay yang mempunyai memori untuk menyimpan program masukan guna mengontrol peralatan atau proses melalui modul masukan dan keluaran baik digital maupun analog.

1.2.2        Struktur atau Komponen Dasar PLC
a.        Struktur Dasar PLC
 













b.        Komponen Dasar PLC
1.      Unit CPU (Central Processing Unit)
CPU merupakan bagian utama dan merupakan otak dari aplikasi PLC. CPU ini berfungsi untuk melakukan komunikasi dengan PC atau consule, interkoneksi pada setiap bagian aplikasi PLC, mengeksekusi program-program, serta mengatur input dan ouput sistem
2.      Unit Memori
Memori merupakan tempat penyimpan data sementara dan tempat menyimpan program yang harus dijalankan, dimana program tersebut merupakan hasil terjemahan dari ladder diagram yang dibuat oleh user. Sistem memori pada PLC juga mengarah pada teknologi flash memori. Dengan menggunakan flash memori maka akan sangat mudah bagi pengguna untuk melakukan programming maupun reprogramming secara berulang-ulang. Selain itu pada flash memori juga terdapat eprom yang dapat dihapus berulang-ulang.
Sistem memori dibagi dalam blok-blok dimana masing-masing blok memiliki fungsi sendiri-sendiri. Beberapa bagian dari memori digunakan untuk menyimpan status dari input dan output, sementara bagian memori yang lain digunakan untuk menyimpan variable yang digunakan pada program seperti nilai timer dan counter. Program PLC memiliki suatu rutin kompleks yang digunakan untuk memastikan Memori PLC tidak rusak. Hal ini dapat dilihat lewat lampu indikator pada PLC.

3.      Programmer atau monitor
Programmer atau monitor merupakan suatu alat yang digunakan untuk berkomunikasi dengan PLC. Dengan menggunakan programmer atau monitor ini dapat dimasukkan program ke dalam PLC dan juga dapat memonitor proses yang dilakukan oleh PLC. Programmer atau monitor mempunyai beberapa fungsi yaitu:
a)      Off, difungsikan untuk mematikan PLC sehingga program yang dibuat tidak dapat dijalankan.
b)      Run, difungsikan untuk pengendalian suatu proses pada saat program dalam kondisi diaktifkan.
c)      Monitor untuk mengetahui keadaan suatu proses yang terjadi pada PLC.
d)     Program yang menyatakan suatu keadaan dimana programmer atau monitor dapat digunakan untuk membuat program. Programer atau monitor sering disebut sebagai hand held programer.

4.      Modul masukan dan keluaran PLC
Terminal masukan mengirimkan sinyal dari kabel yang dihubungkan dengan masukan sensor dan tranduser, sedangkan keluaran menyediakan keluaran yang aktuator atau indikator alat. Hal yang penting dalam modul masukan atau keluaran adalah tegangan modul dan nilai arus. Modul masukan bernilai 24 volt DC dan tidak diperbolehkan bekerja pada tegangan 120 volt AC atau 220 volt AC, tegangan ini akan membuat kerusakan PLC.

5.      Power Supply plc
Power supply digunakan untuk memberikan tegangan pada PLC. Tegangan masukan pada program PLC biasanya sekitar 24 VDC atau 220 VAC. Pada plc yang besar, Power supply biasanya diletakkan terpisah. Power supply tidak digunakan untuk memberikan daya secara langsung ke input maupun output, yang berarti input dan output murni merupakan saklar. Jadi pengguna harus menyediakan sendiri Power supply untuk input dan output pada plc. Dengan cara ini maka PLC itu tidak akan mudah rusak.
6.      Penambahan  Input atau Output plc          
Setiap plc omron pasti memiliki jumlah i/o yang terbatas, yang ditentukan berdasarkan tipe plc omron. Namun dalam aplikasi seringkali input atau output yang ada pada PLC tidak mencukupi. Oleh sebab itu diperlukan perangkat tambahan untuk menambah jumlah i/o yang tersedia. Penambahan jumlah i/o ini dinamakan dengan expansin unit.

1.2.3        Fungsi /Instruksi Dasar PLC
a.         Fungsi PLC
Fungsi PLC sangat luas. Dalam prakteknya PLC dapat dibagi secara umum dan secara khusus yaitu :
1.    Secara umum:
a.    Sekuensial Control.
PLC memproses input sinyal biner menjadi output yang digunakan untuk keperluan pemprosesan teknik secara berurutan (sekuensial), disini PLC menjaga agar semua step atau langkah dalam proses sekuensial berlangsung dalam urutan yang tepat.
b.    Monitoring Plant.
PLC secara terus menerus memonitor status suatu sistem (misalnya temperatur, tekanan, tingkat ketinggian) dan mengambil tindakan yang diperlukan sehubungan dengan proses yang dikontrol (misalnya nilai sudah melebihi batas) atau menampilkan pesan tersebut pada operator.
c.    Shutdown System
Prinsip kerja sebuah PLC adalah menerima sinyal masukan proses yang dikendalikan lalu melakukan serangkaian instruksi logika terhadap sinyal masukan tersebut sesuai dengan program yang tersimpan dalam memori lalu menghasilkan sinyal keluaran untuk mengendalikan aktuator atau peralatan lainnya.
2.    Secara Khusus:
Dapat memberikan input ke CNC (Computerized Numerical Control). Beberapa PLC dapat memberikan input ke CNC untuk kepentingan pemrosesan lebih lanjut. CNC bila dibandingkan dengan PLC mempunyai ketelitian yang lebih tinggi dan lebih mahal harganya. CNC biasanya dipakai untuk proses finishing, membentuk benda kerja, moulding dan sebagainya
Instruksi (perintah program) merupakan perintah agar PLC dapat bekerja seperti yang diharapkan. Pada setiap akhir program harus di instruksikan kalimat END yang oleh PLC dianggap sebagai batas akhir dari program. Instruksi END tidak ditampilkan pada tombol operasional programming console, akan tetapi berupa sebuah fungsi yaitu FUN (01).

b.                  Instruksi Dasar PLC
a.       LOAD (LD) dan LOAD NOT (LD NOT)
LOAD adalah sambungan langsung dari line dengan logika pensaklarannya seperti saklar NO, sedangkan LOAD NOT logika pensaklarannya seperti saklar NC. Instruksi ini dibutuhkan jika urutan kerja pada sistem kendali hanya membutuhkan satu kondisi logik saja untuk satu output. Simbol ladder diagram dari LD dan LD NOT seperti gambar 1.5  di bawah ini:   
 
                       LD                                 LD NOT
Gambar 1.1  Simbol logika LOAD dan LOAD NOT

b.      AND dan AND NOT
Jika memasukkan logika AND maka harus ada rangkaian yang berada di depannya, karena penyambungannya seri. Logika pensaklaran AND seperti saklar NO dan AND NOT seperti saklar NC. Instruksi tersebut dibutuhkan jika urutan kerja sistem kendali lebih dari satu kondisi logic yang terpenuhi semuanya untuk memperoleh satu output. Simbol ladder diagram dari AND dan AND NOT. Seperti Gambar 1.6 di bawah ini:
                              
                          
                          AND                                   AND NOT
Gambar 1.2. Simbol logika AND dan AND NOT

c.       OR dan OR  NOT
OR dan OR NOT dimasukkan seperti saklar posisinya paralel dengan rangkaian sebelumnya. instruksi tersebut dibutuhkan jika urutan kerja sistem kendali membutuhkan salah satu saja dari beberapa kondisi logic terpasang paralel untuk mengeluarkan satu output. Logika  pensaklaran OR seperti saklar NO dan logika pensaklaran NOT OR seperti saklar NC. Simbol ladder diagram dari OR dan OR NOT

Seperti Gambar 1.7 di bawah ini :  


OR                                             OR not
                   Gambar 1.3. Simbol logika OR dan OR NOT

d.      OUT dan OUT NOT
Digunakan untuk mengeluarkan Output jika semua kondisi logika ladder diagram sudah terpenuhi. Logika  pensaklaran OUT seperti saklar NO dan logika pensaklaran OUT NOT seperti saklar NC. Simbol ladder diagram dari OUT dan OUT NOT.
Seperti Gambar 1.7 di bawah ini :

   

            OUT                              OUT NOT
Gambar 1.4. Simbol logika OUT dan OUT NOT

e.       TIMER (TIM) dan COUNTER (CNT)
-          TIMER
Timer berfungsi untuk mengaktifkan suatu keluaran dengan interval waktu yang dapat diatur. Pengaturan waktu dilakukan melaui nilai setting (preset value).  Timer tersebut akan bekerja bila diberi input dan mendapat pulsa clock. Untuk pulsa clock sudah disediakan oleh pembuat PLC. Besarnya nilai pulsa clock pada setiap timer tergantung pada nomor timer yang digunakan.  Saat input timer ON maka timer mulai mencacah pulsa dari 0 sampai preset value. Bila sudah mencapai preset value maka akan mengaktifkan Output yang telah ditentukan.
-          COUNTER
Fungsi counter adalah mencacah pulsa yang masuk. Sepintas cara kerja counter dan timer mirip. Perbedaannya adalah timer mencacah pulsa internal sedangkan counter mencacah pulsa dari luar. Jumlahnya bergantung dari masing-masing tipe PLC. Jika suatu nomor sudah dipergunakan sebagai timer/counter, maka  nomor tersebut tidak boleh lagi dipakai lagi sebagai timer/counter yang lain.
Nilai timer/counter bersifat menghitung mundur dari nilai awal yang ditetapkan oleh program. Setelah hitungan tersebut mencapai angka nol, maka kontak no timer/counter akan bekerja.
Timer mempunyai batas hitungan antara 0000 sampai 9999 dalam bentuk BCD (binary Code Decimal) dan dalam orde sampai 100 ms. Sedangkan counter mempunyai orde angka BCD dan mempunyai batas antara 0000 sampai dengan  9999.

           N                                                               CP                                             

               SV                                                               R                      
               
     TIMER                                             COUNTER
                Gambar 1.5. Simbol TIMER dan COUNTER
Keterangan :
N   : Nomor T/C                                        CP :  Pulsa
SV : Set Value                                           R   :  Reset

f.       END
Instruksi terakhir yang harus dituliskan atau digambarkan dalam diagram tangga adalah instruksi END. PLC akan mengerjakan semua instruksi dalam program dari awal (baris pertama) hingga ditemui instruksi END yang pertama, sebelum kembali lagi mengerjakan instruksi dari awal lagi, artinya instruksi-instruksi yang ada di bawah atau setelah instruksi END diabaikan. Jika suatu diagram tangga atau program PLC tidak dilengkapi instruksi END, maka program tidak dapat dijalankan.

1.2.4        Bahasa Pemograman
Metode yang umum diberikan sebagai pilihan antara lain berupa metode pemograman dengan diagram logika tangga (ladder logic diagram), Mnemonik (statement list), dan  diagram fungsi blok (function block diagram).  Adanya pilihan metode tersebut dimaksudkan agar pengguna dapat dengan mudah membuat program sesuai dengan keahlian maupun metode pemograman yang disukai.
-          Ladder  Diagram
Salah satu metode pemograman PLC yang sangat umum dipergunakan yaitu pemograman menggunakan ladder diagram (diagram tangga).  Metode yang praktis dan cukup mudah dimengerti.
Diagram ini sendiri terdiri dari dua buah garis vertikal yang melambangkan daya. Komponen-komponen rangkaian disambungkan sebagai garis-garis horisontal yang merupakan anak tangga. Komponen-komponen yang dimaksud ditempatkan di antara kedua buah garis vertikal.
-          Mnemonik (statement list)
Adalah salah satu metode pemograman yang menggunakan statement variabel (huruf) sebagai inputnya.
-          Function Block Diagram / Function Plan
Adalah salah satu metode pemograman yang berupa blok-blok gerbang logika untuk menggambarkan rangkaian yang dibuat. Sebagai contoh :
·         Ladder Diagram
Ladder diagram pada PLC seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini:

      300            301               500

      500

                                                                                                           
                                    END
Gambar 1.6. Ladder Diagram
·         Function Block Diagram / Function Plan
                        300                                         500


                     500                                          301

Gambar 1.7. Function Block Diagram / Function Plan
·         Mnemonic
Instruksi
Alamat
LD
300
OR
500
AND NOT
301
OUT
500
FUNCTION
END
                        Gambar 1.8. M-nemonic

1.2.5        Kelebihan dan Kekurangan PLC
Beberapa kelebihan yang dimiliki oleh PLC dibanding dengan kontrol reley konvensional, yaitu :
a.       Fleksibel
Sebelum ditemukan PLC, setiap mesin mempunyai alat control atau pengendali tersendiri dimisalkan terdapat 15 buah mesin, maka alat pengendali yang diperlukan juga terdapat 15 buah. Lain halnya sekarang ini dengan adanya PLC maka untuk beberapa mesin hanya memerlukan 1 buah PLC saja.
b.       Deteksi dan koreksi kesalahan lebih mudah
Setelah desain program kontrol selesai dibuat, kemudian dimasukkan dalam PLC dengan cara memprogramnya, maka progran tersebut dapat dengan mudah diubah dengan menggunakan keyboard hanya dalam bebrapa menit saja. Setelah itu program kembali dapat dijalankan, jika masih terdapat kesalahan maka dapat dikoreksi dengan menggunakan diagram tangga (ladder tangga) sehingga koreksinya dapat dengan segera dilakukan.
c.       Harga relatif murah
d.      Pengamatan Visual (visual observation)
Operasi PLC saat menjalankan program yang telah dibuat dapat dilihat dengan teliti dengan menggunakan layar CRT, sehingga ini sangat memudahkan dalam proses pencarian, pengamatan, atau dalam pembeahan program. Dengan demikian proses pembenahan hanya membutuhkan yang relatif singkat.
e.        Kecepatan operasi (speed of operation)
Kecepatan operasi PLC sangatlah cepat. Kecepatan operasi ini adalah untuk mengaktifkan fungsi-fungsi logika hanya dalam waktu beberapa milidetik, dikarenakan menggunakan rangkaian elektronik sehingga operasinya sangatlah cepat, berlainan saat digunakan relai magnetik, yang mempunyai operasinya lebih lambat.
f.       Implementasi proyek lebih singkat
g.      Lebih sederhana dan mudah dalam penggunaannya, memodifikasi lebih mudah tanpa tambahan biaya.
h.      Dokumentasi mudah
Hasil pemrograman PLC dapat dicetak dengan mudah hanya dalam beberapa menit saja bila dibutuhkan, sehingga dapat dengan mudah dalam pencarian arsip gambar kontrol.
Beberapa kekuranganØ yang dimiliki oleh PLC antara lain :
a.       Teknologi baru, sehingga dibutuhkan waktu untuk mengubah sistem konvensional yang telah ada.
b.      Keadaan lingkungan. Untuk proses seperti pada lingkungan panas yang tinggi, vibrasi yang tinggi penggunaannya kurang cocok, karena dapat merusak PLC.



1.2.6        Wiring PLC
1.      Omron CPM1A
CPM1a.jpg
 


















Gambar 1.9. Wiring Omron CPM1A








2.      Zelio Soft
 










Gambar 1.10. Wiring Zelio





Gambar 1.10. Wiring Zelio short relay

1.3  Alat-alat yang digunakan
1.      Komputer
2.      PLC
3.      Beban

1.4  Prosedur Percobaan
1.4.1        Omron CPM1A
a.       Mengaktifkan Computer
b.      Mengaktifkan Sysmim 3.2
c.       Mengklik file
d.      Mengklik new project
e.       Membuat rangkaian control seperti pada gambar
f.       Mengaktifkan PLC omron
g.      Mengklik ON- line
h.      Mengklik download program to PLC
i.        Mengklik monitoring
j.        Mengaktifkan rangkaian
k.      Mengamati perubahan yang terjadi
l.        Menonaktifkan rangkaian
m.    Menghubungkan kebeban
n.      Mengamati ulang yang terjadi
o.      Menyetop rangkaian
p.      Mengulangi untuk gambar berikutnya
1.4.2        Zelio
a.        Memilih type zelio yang diinginkan
b.         Memenuhi bahasa programan
c.         Memenuhi Input dan Outputnya
d.        Membuat rangkaian sesuai percobaan
e.         Mengklik run
f.         Mengamati Perubahan yang terjadi

1.5  Analisa Rangkaian atau Percobaan
1.5.1        Rangkaian Percobaan
1.    Omron CPM1A
a.   Percobaan 1
b.   Percobaan 2

c.    Percobaan 3

d.   Percobaan 4

e.    Percobaan 5





f.    Percobaan 6

g.   Percobaan 7


h.   Percobaan 8
1.5.2        Zelio






I.2.        Analisa Rangkaian Percobaan
1.    Percobaan 1
·      Ladder diagram
·      Function Plant
·      Mnemonic
Network
Instruksi
Alamat
Network 1
LD
000.00
OUT
010.00
Network 2
END(01)

·      Prinsip Kerja:
Mulanya output 000.01 pada PLC yang dihubungkan pada lampu tidak akan on karena arus off di LD 000.00 yang berupa NO (Normally Open), Lampu akan on ketika saklar yang telah dihubungkan dengan alamat 000.00 pada PLC ditekan sehingga aliran arus akan mengalir kebeban karena LD 000.00 akan berubah menjadi NC (Normally Close).

2.    Percobaan 2
·      Ladder diagram
·      Function Plant
·      Mnemonic
Network
Instruksi
Alamat
Network 1
LD
000.00
OUT NOT
010.00
Network 2
END(01)

·      Prinsip Kerja:
Dalam kondisi awal lampu output alamat 010.00 sudah on karena dalam keadaan OUTNOT tetapi ketika input pada alamat 000.00 ditekan maka alamat input 010.00 sudah tidak bekerja atau menjadi OUT.




3.    Percobaan 3
·      Ladder diagram
·      Function Plant
·      Mnemonic
Network
Instruksi
Alamat
Network 1
LD NOT
000.00
OUT
010.00
Network 2
END(01)

·      Prinsip Kerja:
Mulanya output 010.00 pada PLC yang dihubungkan pada lampu akan on karena arus langsung mengalir di LD 000.00 yang berupa NC (Normally Close), Setelah saklar yang telah dihubungkan dengan alamat 000.00 pada PLC ditekan sehingga aliran arus akan terputus kebeban karena LD 000.00 akan berubah menjadi NO (Normally Open).


4.    Percobaan 4
·      Ladder diagram
·      Function Plant
·      Mnemonic
Network
Instruksi
Alamat
Network 1
LD NOT
000.00
OUT NOT
010.01
Network 2
END(01)

·      Prinsip Kerja:
Output pada lampu  dengan alamat 010.01 akan tetap menyala walaupun Inputnya (000.02) dalam keadaan NO (Normally Open) ataupun NC (Normally Close).




5.    Percobaan 5
·      Ladder diagram
·        Function Plant
·      Mnemonic
Network
Intruksi
Alamat
Network 1
LD
000.01
OR
010.02
AND NOT
000.02
OUT
010.02
Network 2
END(01)
·      Prinsip Kerja:
Mula-mula ketika di tekan input pada alamat 000.01 berubah menjadi NC kemudian diteruskan melalui alamat 000.02 yang dalam keadaan NC kemudian masuk ke Output dengan alamat 010.02 kemudian instruksi OR berfungsi untuk mengkunci alamat output 010.02 .
6.    Percobaan 6
·      Ladder diagram

·      Function Plant
·      Mnemonic
Network
Instruksi
Alamat
Network 1
LD
000.01
OR
000.04
OR
000.02
AND NOT
000.02
AND NOT
000.03
OUT
000.02
Network 2
LD
010.02
OUT NOT
010.03
Network 3
END(01)
    
·      Prinsip Kerja:
Pada posisi awal alamat outpout 010.03 dalam keadaan OUT NOT atau dalam keadaan menyala. Jika alamat input 000.01ditekan maka arus akan mengalir melalui alamat 000.02 dan 000.03 maka output 01002 akan bekerja dari NO menjadi NC dengan demikian alamat 010.03 yang awal OUTNOT berubah menjadi OUT atau mati.










7.    Percobaan 7
·      Ladder diagram

·      Function Plant
·      Mnemonic
Network
Instruksi
Alamat
Network 1
LD
000.01
OR
000.02
AND NOT
000.02
OUT
010.02
Network 2
LD
010.02
TIM
001
#0030
Network 3
LD
010.02
AND
TIM001
OUT
010.03
Network 4
END(01)
·      Prinsip Kerja:
Ketika 000.01 ditekan Maka output 010.02 akan on kemudian secara bersamaan kontak output 010.02 akab berubad dari awalnya NO menjadi NC setelah itu timer menghitung sesuai detik yang di tentukan sehinggan kontak timer menjadi NC output 010.03 menjadi on










8.    Percobaan 8
·      Ladder diagram

·      Function Plant
·        Mnemonic
Network
Instruksi
Alamat
Network 1
LD
000.00
OR
010.00
AND NOT
000.01
OUT
010.00
Network 2
LD
010.00
AND
000.02
LD
000.01
CNT
000
#0010
Network 3
LD
010.00
AND
CNT000
OUT
010.01
Network 4
END(01)

·      Prinsip Kerja:
Apabila alamat 000.00 (input 1) ketika di tekan arus akan mengalir melalui alamat 000.01 kemudian diteruskan ke output 1 dengan alamat 010.00 kemudian insturksi OR akan mengunci alamat 010.00. Pada Network 2, alamat 010.00 berubah menjadi NC, dengan alamat 000.02 (input 2) berfungsi sebagai COUNTER dengan mencacah sebanyak sepuluh kali sehingga alamat CNT000 berubah menjadi NC dengan demikian arus masuk ke alamat 010.01




1.6  Kesimpulan
·         Dimana sebuah saklar tersebut hanya menghubungkan arus kebeban selama sakelar tersebut tetap ditekan dan apabila dilepas maka hubungan arus akan terputus. Karena Prinsip kerja PLC membutuhkan INPUT sebagai masukan kemudian CPU untuk memproses data sehingga menghasilkan OUTPUT atau keluaran berupa perintah
·         Prinsip kerja kontak NO (saklar Start) jika diserikan dengan output sama dengan kontak NC yang diserikan dengan outputnya yang berupa lampu akan menyala jika saklar ditekan.
·         Prinsip kerja kontak NC  (saklar Start jika diserikan dengan output sama dengan kontak  NO yang di serikan dengan output dimana semua outputnya berupa lampu akan padam.
·         Ketika keadaan awalnya Output dalam keadaan OUTNOT sedangkan Inputnya dalam keadaan NO (Normally Open) maka Outputnya akan tetap menyala
·         Pada Instruksi OR hanya berfungsi untuk mengunci OUTPUT
·         Pada Instruksi timer adalah menghitung waktu yang telah ditentukan sedangkan jika counter berfungsi hampir mirip dengan fungsi timer tetapi counter berfungsi untuk mencacah yg telah ditentukan.
·         Dalam Membuat Ladder Diagram yang paling penting perintah END pada akhir gambar ladder dikarenakan berfungsi untuk mengakhiri ladder diagram