PERCOBAAN I
PLC DASAR
1.1 Tujuan
Percobaan
a.
Praktikan
dapat Mengetahui dan memahami instruksi/fungsi dari bahasa Pemprograman PLC (
Leader Diagram, Function plant, M-nemonic)
b.
Praktikan
dapat mengetahui komponen dan struktur dasar PLC
c.
Praktikan
dapat mengetahui dan mengoprasikan PLC (OMRON/CPM1A, ZELIO, SP10).
1.2 Teori
Dasar
PLC pertama kali
diperkenalkan pada tahun 1968 yang dirancang oleh perusahaan general motor (GM). PLC ini dibuat untuk mengurangi beban ongkos
perawatan dan penggantian sistem kontrol mesin yang menggunakan relay. Pada saat itu, hasil rancangan telah benar-benar berbasis komponen solid state dan
memiliki fleksibilitas tinggi, hanya secara fungsional masih terbatas pada fungsi-fungsi
kontrol relay saja.
Seiring perkembangan teknologi solid
state, saat ini PLC telah mengalami perkembangan yang
luar biasa, baik dari ukuran, kepadatan komponen, serta dari segi
fungsionalnya. Bedford Associates mengusulkan MODICON (Modilar Digital
Controller) untuk perusahaan yang ada di Amerika. MODICON 084 merupakan PLC
pertama yang digunakan pada produksi yang bersifat komersil.
Pada tahun 70-an,
teknologi PLC yang dominan adalah mesin sequencer dan CPU yang berbasis
bit-slice. Prosesor AMD 2901 dan 2903 cukup populer digunakan dalam MODICON dan
PLC A-B. kemampuan komunikasi pada PLC muncul pada awal tahun 1973. Sistem yang
pertama adalah Modulbus dari
MODICON.
Pada tahun 1980-an
dilakukan usaha untuk menstandarisasi komunikasi dengan protokol milik General
Motor (MAP). Pada tahun 1990-an dilakukan reduksi protokol baru dan
mederenisasi lapisan fisik dari protokol-protokol yang populer pada tahun
1980-an. Standar terakhir yaitu IEC 1131-3, berusaha menggabungkan bahasa
pemograman PLC dibawah satu standar.
1.2.1
Pengertian PLC
Berdasarkan namanya konsep PLC adalah sebagai berikut :
1.
Programmable, menunjukkan
kemampuan dalam hal memori untuk menyimpan program yang telah dibuat yang
dengan mudah diubah-ubah fungsi atau kegunaannya.
2.
Logic, menunjukkan kemampuan
dalam memproses input secara aritmatik dan logic (ALU), yakni melakukan operasi
membandingkan, menjumlahkan, mengalikan, membagi, mengurangi, negasi, AND, OR,
dan lain sebagainya.
3.
Controller, menunjukkan
kemampuan dalam mengontrol dan mengatur proses sehingga menghasilkan output
yang diinginkan.
Menurut Putra Afgianto E, PLC(Programmable Logic Control) adalah sebuah alat yang
digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan relay yang dijumpai pada sistem
kontrol proses konvensional. PLC bekerja dengan cara mengamati masukan
(melalui sensor-sensor yang terkait), kemudian melakukan proses dan
melakukan tindakan sesuai yang dibutuhkan, yang berupa menghidupkan atau
mematikan keluarannya (logic, 8 0 atau 1, hidup atau mati). Program yang dibuat umumnya
dinamakan diagram tangga atau ladder diagram yang kemudian harus dijalankan
oleh PLC yang
bersangkutan. Dengan kata lain, PLC menentukan aksi apa yang harus dilakukan pada
instrumen keluaran berkaitan dengan status suatu ukuran atau besaran yang diamati.
Menurut Suryono dan
Tugino PLC (Programmable Logic Control) dapat
dibayangkan seperti sebuah personal komputer konvensional (konfigurasi internal pada PLC mirip sekali
dengan konfigurasi internal pada personal
komputer). Akan tetapi dalam hal ini PLC dirancang untuk pembuatan panel listrik (untuk arus kuat).
Jadi bisa dianggap PLC adalah komputernya
panel listrik. Ada juga yang menyebutnya dengan PC (programmable controlle ).
Dari beberapa
pengertian diatas
dapat disimpulkan bahwa PLC adalah
sebuah peralatan kontrol otomatis yang menggantikan rangkaian sederetan relay yang mempunyai memori untuk menyimpan program masukan guna mengontrol
peralatan atau proses melalui modul
masukan dan keluaran baik digital maupun analog.
1.2.2
Struktur atau Komponen Dasar PLC
a.
Struktur Dasar PLC
b.
Komponen Dasar PLC
1.
Unit CPU (Central Processing Unit)
CPU merupakan bagian utama dan
merupakan otak dari aplikasi PLC. CPU ini berfungsi untuk
melakukan komunikasi dengan PC atau consule, interkoneksi pada setiap bagian aplikasi PLC,
mengeksekusi program-program, serta mengatur input dan ouput sistem
2.
Unit
Memori
Memori merupakan tempat penyimpan data sementara dan
tempat menyimpan program yang harus dijalankan, dimana program tersebut
merupakan hasil terjemahan dari ladder diagram yang dibuat oleh user. Sistem
memori pada PLC juga mengarah pada teknologi flash memori. Dengan menggunakan flash memori maka akan sangat mudah bagi pengguna untuk
melakukan programming maupun reprogramming secara berulang-ulang. Selain itu
pada flash memori juga
terdapat eprom yang dapat dihapus berulang-ulang.
Sistem memori dibagi dalam blok-blok dimana masing-masing
blok memiliki fungsi sendiri-sendiri. Beberapa bagian dari memori digunakan
untuk menyimpan status dari input dan output, sementara bagian memori yang lain
digunakan untuk menyimpan variable yang digunakan pada program seperti nilai
timer dan counter. Program
PLC memiliki suatu rutin kompleks yang digunakan
untuk memastikan Memori
PLC tidak rusak. Hal ini dapat dilihat lewat lampu indikator pada PLC.
3.
Programmer atau monitor
Programmer atau monitor merupakan suatu alat yang
digunakan untuk berkomunikasi
dengan PLC. Dengan menggunakan programmer atau monitor ini dapat dimasukkan program ke
dalam PLC dan juga dapat memonitor proses yang dilakukan oleh PLC. Programmer
atau monitor mempunyai beberapa fungsi yaitu:
a)
Off,
difungsikan untuk mematikan PLC sehingga program yang dibuat tidak dapat
dijalankan.
b)
Run,
difungsikan untuk pengendalian suatu proses pada saat program dalam kondisi
diaktifkan.
c)
Monitor
untuk mengetahui keadaan suatu proses yang terjadi pada PLC.
d)
Program
yang menyatakan suatu keadaan dimana programmer atau monitor dapat digunakan untuk membuat
program. Programer atau monitor sering disebut sebagai hand held
programer.
4.
Modul masukan dan keluaran PLC
Terminal masukan
mengirimkan sinyal dari kabel yang dihubungkan dengan masukan sensor dan
tranduser, sedangkan keluaran menyediakan keluaran yang aktuator atau indikator alat. Hal yang penting dalam modul masukan atau
keluaran adalah
tegangan modul dan nilai arus. Modul masukan bernilai 24 volt DC dan tidak
diperbolehkan bekerja pada tegangan 120 volt AC atau 220 volt AC, tegangan ini
akan membuat kerusakan PLC.
5. Power
Supply plc
Power supply digunakan
untuk memberikan tegangan pada PLC. Tegangan masukan pada
program PLC
biasanya sekitar 24 VDC atau 220 VAC. Pada
plc yang besar,
Power supply biasanya diletakkan
terpisah.
Power
supply tidak digunakan untuk memberikan daya secara langsung ke input maupun
output, yang berarti input dan output murni merupakan saklar. Jadi pengguna
harus menyediakan sendiri
Power supply untuk input dan output pada
plc. Dengan cara ini
maka PLC itu tidak akan mudah rusak.
6.
Penambahan Input atau Output plc
Setiap plc omron pasti memiliki jumlah i/o yang terbatas, yang ditentukan
berdasarkan tipe plc omron. Namun dalam aplikasi seringkali input atau
output yang ada
pada PLC tidak mencukupi. Oleh sebab itu diperlukan perangkat tambahan untuk menambah jumlah i/o yang
tersedia. Penambahan jumlah i/o ini dinamakan dengan expansin unit.
1.2.3
Fungsi /Instruksi Dasar PLC
a.
Fungsi PLC
Fungsi PLC
sangat luas. Dalam prakteknya PLC dapat dibagi secara umum dan secara khusus yaitu :
1. Secara
umum:
a.
Sekuensial Control.
PLC memproses input sinyal biner menjadi output yang digunakan untuk
keperluan pemprosesan teknik secara berurutan (sekuensial), disini PLC menjaga
agar semua step atau langkah dalam proses sekuensial berlangsung dalam urutan
yang tepat.
b.
Monitoring Plant.
PLC secara terus menerus memonitor status suatu sistem (misalnya
temperatur, tekanan, tingkat ketinggian) dan mengambil tindakan yang diperlukan
sehubungan dengan proses yang dikontrol (misalnya nilai sudah melebihi batas)
atau menampilkan pesan tersebut pada operator.
c.
Shutdown System
Prinsip kerja sebuah PLC adalah menerima sinyal masukan proses yang
dikendalikan lalu melakukan serangkaian instruksi logika terhadap sinyal
masukan tersebut sesuai dengan program yang tersimpan dalam memori lalu
menghasilkan sinyal keluaran untuk mengendalikan aktuator atau peralatan
lainnya.
2.
Secara Khusus:
Dapat memberikan input ke CNC (Computerized Numerical
Control). Beberapa PLC dapat memberikan input ke CNC untuk kepentingan
pemrosesan lebih lanjut. CNC bila dibandingkan dengan PLC mempunyai ketelitian
yang lebih tinggi dan lebih mahal harganya. CNC biasanya dipakai untuk proses
finishing, membentuk benda kerja, moulding dan sebagainya
Instruksi (perintah program) merupakan
perintah agar PLC dapat bekerja seperti yang diharapkan. Pada setiap akhir
program harus di instruksikan kalimat END yang oleh PLC dianggap sebagai batas
akhir dari program. Instruksi END tidak ditampilkan pada tombol operasional programming
console, akan tetapi berupa sebuah fungsi yaitu FUN (01).
b.
Instruksi
Dasar PLC
a.
LOAD
(LD) dan LOAD NOT (LD NOT)
LOAD adalah
sambungan langsung dari line dengan logika pensaklarannya seperti saklar NO, sedangkan
LOAD NOT logika pensaklarannya seperti saklar NC. Instruksi ini dibutuhkan jika
urutan kerja pada sistem kendali hanya membutuhkan satu kondisi logik saja untuk satu output. Simbol ladder
diagram dari LD dan LD NOT seperti gambar 1.5 di bawah ini:
LD LD NOT
Gambar 1.1 Simbol
logika LOAD dan LOAD NOT
b. AND dan AND NOT
Jika memasukkan
logika AND maka harus ada rangkaian yang berada di depannya, karena
penyambungannya seri. Logika pensaklaran AND seperti saklar NO dan AND NOT
seperti saklar NC. Instruksi tersebut dibutuhkan jika urutan kerja sistem kendali
lebih dari satu kondisi logic
yang terpenuhi semuanya untuk memperoleh satu output. Simbol ladder
diagram dari AND dan AND NOT. Seperti
Gambar 1.6 di bawah ini:
AND AND NOT
Gambar 1.2. Simbol logika AND dan AND NOT
c.
OR dan
OR NOT
OR dan OR NOT
dimasukkan seperti saklar posisinya paralel dengan rangkaian sebelumnya.
instruksi tersebut dibutuhkan jika urutan kerja sistem kendali membutuhkan
salah satu saja dari beberapa kondisi logic terpasang paralel untuk mengeluarkan satu output.
Logika pensaklaran OR seperti saklar NO
dan logika pensaklaran NOT OR seperti saklar NC. Simbol ladder diagram
dari OR dan OR NOT
Seperti
Gambar 1.7 di bawah ini :
OR OR
not
Gambar 1.3. Simbol logika OR dan OR NOT
d.
OUT dan
OUT NOT
Digunakan untuk
mengeluarkan Output jika semua
kondisi logika ladder diagram sudah terpenuhi. Logika pensaklaran OUT seperti saklar
NO dan logika pensaklaran OUT NOT seperti saklar NC. Simbol ladder diagram
dari OUT dan OUT NOT.
Seperti
Gambar 1.7 di bawah ini :
OUT OUT NOT
Gambar 1.4. Simbol logika OUT dan OUT NOT
e. TIMER (TIM) dan COUNTER (CNT)
-
TIMER
Timer berfungsi
untuk mengaktifkan suatu keluaran dengan interval waktu yang dapat diatur.
Pengaturan waktu dilakukan melaui nilai setting (preset value). Timer
tersebut akan bekerja bila diberi input dan mendapat pulsa clock. Untuk pulsa
clock sudah disediakan oleh pembuat PLC. Besarnya nilai pulsa clock pada setiap
timer tergantung pada nomor timer yang digunakan. Saat input timer ON
maka timer mulai mencacah pulsa dari 0 sampai preset value. Bila sudah mencapai
preset value maka akan mengaktifkan Output yang
telah ditentukan.
-
COUNTER
Fungsi counter
adalah mencacah pulsa yang masuk. Sepintas cara kerja counter dan timer mirip.
Perbedaannya adalah timer mencacah pulsa internal sedangkan counter mencacah
pulsa dari luar. Jumlahnya bergantung dari masing-masing tipe PLC. Jika suatu
nomor sudah dipergunakan sebagai timer/counter, maka nomor tersebut tidak boleh lagi dipakai lagi
sebagai timer/counter yang
lain.
Nilai timer/counter bersifat
menghitung mundur dari nilai awal yang ditetapkan oleh program. Setelah
hitungan tersebut mencapai angka nol, maka kontak no timer/counter akan
bekerja.
Timer
mempunyai batas hitungan antara 0000 sampai 9999 dalam bentuk BCD (binary
Code Decimal) dan dalam orde sampai 100 ms. Sedangkan counter mempunyai
orde angka BCD dan mempunyai batas antara 0000 sampai dengan 9999.
N CP
SV R
TIMER
COUNTER
Gambar 1.5. Simbol TIMER dan COUNTER
Keterangan :
N :
Nomor T/C
CP : Pulsa
SV : Set Value R :
Reset
f. END
Instruksi terakhir
yang harus dituliskan atau digambarkan
dalam diagram tangga adalah instruksi END. PLC akan mengerjakan semua instruksi dalam program dari awal (baris pertama) hingga ditemui instruksi END
yang pertama, sebelum kembali lagi mengerjakan
instruksi dari awal lagi, artinya instruksi-instruksi yang
ada di bawah atau setelah
instruksi END diabaikan. Jika suatu diagram tangga atau program PLC tidak dilengkapi instruksi END,
maka program tidak dapat dijalankan.
1.2.4
Bahasa Pemograman
Metode yang umum diberikan sebagai pilihan antara lain
berupa metode pemograman dengan diagram logika tangga (ladder logic diagram),
Mnemonik (statement list), dan
diagram fungsi blok (function block diagram). Adanya
pilihan metode tersebut dimaksudkan agar pengguna dapat dengan mudah membuat
program sesuai dengan keahlian maupun metode pemograman yang disukai.
-
Ladder Diagram
Salah satu metode pemograman PLC yang sangat umum
dipergunakan yaitu pemograman menggunakan ladder diagram (diagram
tangga). Metode yang praktis dan cukup mudah dimengerti.
Diagram ini sendiri terdiri dari dua buah garis vertikal
yang melambangkan daya. Komponen-komponen rangkaian disambungkan sebagai
garis-garis horisontal yang merupakan anak tangga. Komponen-komponen yang
dimaksud ditempatkan di antara kedua buah garis vertikal.
-
Mnemonik (statement
list)
Adalah salah satu metode pemograman yang menggunakan
statement variabel (huruf) sebagai inputnya.
-
Function Block Diagram / Function Plan
Adalah salah satu metode pemograman yang berupa blok-blok
gerbang logika untuk menggambarkan rangkaian yang dibuat. Sebagai contoh :
·
Ladder Diagram
Ladder
diagram pada PLC seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini:
300 301 500
500
END
Gambar 1.6. Ladder Diagram
·
Function
Block Diagram / Function Plan
300 500
500 301
Gambar 1.7. Function Block Diagram / Function Plan
·
Mnemonic
Instruksi
|
Alamat
|
LD
|
300
|
OR
|
500
|
AND NOT
|
301
|
OUT
|
500
|
FUNCTION
|
END
|
Gambar 1.8. M-nemonic
1.2.5
Kelebihan dan Kekurangan PLC
Beberapa kelebihan yang dimiliki oleh PLC dibanding dengan
kontrol reley konvensional, yaitu :
a.
Fleksibel
Sebelum ditemukan PLC, setiap
mesin mempunyai alat control
atau pengendali tersendiri dimisalkan
terdapat 15 buah mesin, maka alat pengendali yang diperlukan juga
terdapat 15 buah. Lain halnya sekarang ini dengan adanya PLC maka untuk
beberapa mesin hanya memerlukan 1 buah PLC saja.
b.
Deteksi dan koreksi kesalahan lebih mudah
Setelah desain program kontrol selesai dibuat, kemudian
dimasukkan dalam PLC dengan cara memprogramnya, maka progran tersebut dapat
dengan mudah diubah dengan menggunakan keyboard hanya dalam bebrapa menit saja.
Setelah itu program kembali dapat dijalankan, jika masih terdapat kesalahan
maka dapat dikoreksi dengan menggunakan diagram tangga (ladder tangga) sehingga
koreksinya dapat dengan segera dilakukan.
c.
Harga relatif murah
d.
Pengamatan Visual (visual
observation)
Operasi PLC saat menjalankan program yang telah dibuat
dapat dilihat dengan teliti dengan menggunakan layar CRT, sehingga ini sangat
memudahkan dalam proses pencarian, pengamatan, atau dalam pembeahan program.
Dengan demikian proses pembenahan hanya membutuhkan
yang relatif singkat.
e.
Kecepatan operasi (speed of operation)
Kecepatan operasi PLC sangatlah cepat. Kecepatan operasi
ini adalah untuk mengaktifkan fungsi-fungsi logika hanya dalam waktu beberapa
milidetik, dikarenakan menggunakan rangkaian elektronik sehingga operasinya
sangatlah cepat, berlainan saat digunakan relai magnetik, yang mempunyai operasinya lebih lambat.
f.
Implementasi proyek lebih
singkat
g.
Lebih sederhana dan mudah dalam penggunaannya, memodifikasi lebih mudah tanpa tambahan biaya.
h.
Dokumentasi mudah
Hasil pemrograman PLC dapat dicetak dengan mudah hanya
dalam beberapa menit saja bila dibutuhkan, sehingga dapat dengan mudah dalam
pencarian arsip gambar kontrol.
Beberapa kekuranganØ yang dimiliki oleh PLC antara lain :
a.
Teknologi baru, sehingga dibutuhkan
waktu untuk mengubah sistem konvensional yang telah
ada.
b.
Keadaan lingkungan. Untuk proses seperti pada lingkungan panas
yang tinggi, vibrasi yang tinggi penggunaannya kurang cocok, karena dapat
merusak PLC.
1.2.6
Wiring PLC
1. Omron
CPM1A
Gambar 1.9. Wiring Omron CPM1A
2. Zelio
Soft
Gambar 1.10. Wiring Zelio
Gambar 1.10. Wiring Zelio short relay
1.3 Alat-alat yang digunakan
1.
Komputer
2.
PLC
3.
Beban
1.4 Prosedur Percobaan
1.4.1
Omron CPM1A
a.
Mengaktifkan
Computer
b.
Mengaktifkan
Sysmim 3.2
c.
Mengklik file
d.
Mengklik new
project
e.
Membuat
rangkaian control seperti pada gambar
f.
Mengaktifkan
PLC omron
g.
Mengklik ON-
line
h.
Mengklik
download program to PLC
i.
Mengklik
monitoring
j.
Mengaktifkan
rangkaian
k.
Mengamati
perubahan yang terjadi
l.
Menonaktifkan
rangkaian
m.
Menghubungkan
kebeban
n.
Mengamati
ulang yang terjadi
o.
Menyetop
rangkaian
p.
Mengulangi
untuk gambar berikutnya
1.4.2
Zelio
a.
Memilih
type zelio yang diinginkan
b.
Memenuhi bahasa programan
c.
Memenuhi
Input dan Outputnya
d.
Membuat
rangkaian sesuai percobaan
e.
Mengklik
run
f.
Mengamati
Perubahan yang terjadi
1.5 Analisa
Rangkaian atau Percobaan
1.5.1
Rangkaian
Percobaan
1.
Omron
CPM1A
a.
Percobaan 1
b.
Percobaan 2
c.
Percobaan 3
d.
Percobaan 4
e.
Percobaan 5
f.
Percobaan 6
g.
Percobaan 7
h.
Percobaan 8
1.5.2
Zelio
I.2.
Analisa
Rangkaian Percobaan
1.
Percobaan
1
· Ladder diagram
· Function Plant
· Mnemonic
Network
|
Instruksi
|
Alamat
|
Network
1
|
LD
|
000.00
|
OUT
|
010.00
|
Network 2
|
END(01)
|
· Prinsip Kerja:
Mulanya output 000.01 pada PLC yang
dihubungkan pada lampu tidak akan on
karena arus off
di LD 000.00 yang berupa NO (Normally Open), Lampu akan on ketika saklar yang telah dihubungkan
dengan alamat 000.00 pada PLC ditekan sehingga aliran arus akan mengalir
kebeban karena LD 000.00 akan berubah menjadi NC (Normally Close).
2.
Percobaan
2
· Ladder diagram
· Function Plant
· Mnemonic
Network
|
Instruksi
|
Alamat
|
Network
1
|
LD
|
000.00
|
OUT
NOT
|
010.00
|
Network 2
|
END(01)
|
· Prinsip Kerja:
Dalam kondisi awal lampu output
alamat 010.00 sudah on
karena dalam keadaan OUTNOT tetapi ketika input pada alamat 000.00 ditekan maka
alamat input 010.00 sudah tidak bekerja atau menjadi OUT.
3.
Percobaan
3
· Ladder diagram
· Function Plant
· Mnemonic
Network
|
Instruksi
|
Alamat
|
Network
1
|
LD
NOT
|
000.00
|
OUT
|
010.00
|
Network 2
|
END(01)
|
· Prinsip Kerja:
Mulanya output 010.00 pada PLC yang
dihubungkan pada lampu akan on
karena arus langsung mengalir di LD 000.00 yang berupa NC (Normally Close),
Setelah saklar yang telah dihubungkan dengan alamat 000.00 pada PLC ditekan
sehingga aliran arus akan terputus kebeban karena LD 000.00 akan berubah
menjadi NO (Normally Open).
4.
Percobaan
4
· Ladder diagram
· Function Plant
· Mnemonic
Network
|
Instruksi
|
Alamat
|
Network
1
|
LD
NOT
|
000.00
|
OUT
NOT
|
010.01
|
Network 2
|
END(01)
|
· Prinsip Kerja:
Output pada lampu dengan alamat 010.01 akan tetap menyala
walaupun Inputnya (000.02) dalam keadaan NO (Normally Open) ataupun NC
(Normally Close).
5.
Percobaan
5
· Ladder diagram
·
Function
Plant
· Mnemonic
Network
|
Intruksi
|
Alamat
|
Network 1
|
LD
|
000.01
|
OR
|
010.02
|
AND
NOT
|
000.02
|
OUT
|
010.02
|
Network 2
|
END(01)
|
· Prinsip Kerja:
Mula-mula ketika di tekan input pada alamat
000.01 berubah menjadi NC kemudian diteruskan melalui alamat 000.02 yang dalam
keadaan NC kemudian masuk ke Output dengan alamat 010.02 kemudian instruksi OR
berfungsi untuk mengkunci
alamat output 010.02 .
6.
Percobaan
6
· Ladder diagram
· Function Plant
· Mnemonic
Network
|
Instruksi
|
Alamat
|
Network 1
|
LD
|
000.01
|
OR
|
000.04
|
OR
|
000.02
|
AND NOT
|
000.02
|
AND NOT
|
000.03
|
OUT
|
000.02
|
Network 2
|
LD
|
010.02
|
OUT NOT
|
010.03
|
Network 3
|
END(01)
|
· Prinsip Kerja:
Pada
posisi awal alamat outpout 010.03 dalam keadaan OUT NOT atau dalam keadaan
menyala. Jika alamat input 000.01ditekan maka arus akan mengalir melalui alamat
000.02 dan 000.03 maka output 01002 akan bekerja dari NO menjadi NC dengan
demikian alamat 010.03 yang awal OUTNOT berubah menjadi OUT atau mati.
7.
Percobaan
7
· Ladder diagram
· Function Plant
· Mnemonic
Network
|
Instruksi
|
Alamat
|
Network 1
|
LD
|
000.01
|
OR
|
000.02
|
AND
NOT
|
000.02
|
OUT
|
010.02
|
Network 2
|
LD
|
010.02
|
TIM
|
001
#0030
|
Network 3
|
LD
|
010.02
|
AND
|
TIM001
|
OUT
|
010.03
|
Network 4
|
END(01)
|
· Prinsip Kerja:
Ketika 000.01 ditekan Maka output 010.02 akan on kemudian secara bersamaan kontak output 010.02
akab berubad dari awalnya NO menjadi NC setelah itu timer menghitung sesuai
detik yang di tentukan sehinggan kontak timer menjadi NC output 010.03 menjadi
on
8.
Percobaan
8
· Ladder diagram
· Function Plant
·
Mnemonic
Network
|
Instruksi
|
Alamat
|
Network 1
|
LD
|
000.00
|
OR
|
010.00
|
AND
NOT
|
000.01
|
OUT
|
010.00
|
Network 2
|
LD
|
010.00
|
AND
|
000.02
|
LD
|
000.01
|
CNT
|
000
#0010
|
Network 3
|
LD
|
010.00
|
AND
|
CNT000
|
OUT
|
010.01
|
Network 4
|
END(01)
|
· Prinsip Kerja:
Apabila alamat
000.00 (input 1) ketika di tekan arus akan mengalir melalui alamat 000.01
kemudian diteruskan ke output 1 dengan alamat 010.00 kemudian insturksi OR akan
mengunci alamat 010.00. Pada Network 2, alamat 010.00 berubah menjadi NC,
dengan alamat 000.02 (input 2) berfungsi sebagai COUNTER dengan mencacah
sebanyak sepuluh kali sehingga alamat CNT000 berubah menjadi NC dengan demikian
arus masuk ke alamat 010.01
1.6 Kesimpulan
·
Dimana sebuah saklar tersebut hanya menghubungkan arus kebeban selama
sakelar tersebut tetap ditekan dan apabila dilepas maka hubungan arus akan
terputus. Karena
Prinsip
kerja PLC membutuhkan INPUT sebagai masukan kemudian CPU untuk memproses data
sehingga menghasilkan OUTPUT atau keluaran berupa perintah
·
Prinsip
kerja kontak NO (saklar Start) jika diserikan dengan output sama dengan kontak NC yang diserikan
dengan outputnya yang berupa lampu akan menyala jika saklar ditekan.
·
Prinsip
kerja kontak NC (saklar Start jika
diserikan dengan output sama dengan kontak
NO yang di serikan dengan output dimana semua outputnya berupa lampu
akan padam.
·
Ketika keadaan awalnya Output dalam
keadaan OUTNOT sedangkan Inputnya dalam keadaan NO (Normally Open) maka
Outputnya akan tetap menyala
·
Pada
Instruksi
OR hanya berfungsi untuk mengunci OUTPUT
·
Pada
Instruksi timer adalah menghitung waktu yang telah ditentukan sedangkan jika
counter berfungsi hampir mirip dengan fungsi timer tetapi counter berfungsi
untuk mencacah yg telah ditentukan.
·
Dalam
Membuat Ladder Diagram yang paling penting perintah END pada akhir
gambar ladder dikarenakan berfungsi
untuk mengakhiri ladder diagram